#SandiwaraMami #SandiwaraUno #SandiwaraManjah

Tak ada ibu yang senang ketika tahu anaknya mendapat julukan yang tidak sedap, bukankah kita tahu bahwa setiap ada sebab pasti ada akibat. Andai saja Suneo tak berulah mencari masalah, mana mungkin keluar istilah. Yah istilah “Sandiwara Uno” maksudnya.

Istilah ini terlahir karena sikap suneo yang kerap mencari sensasi, ketika masa kampanye. Mulai dari Sabotase settingan pasar di Medan, kemudian Jembatan Indiana Jones, Caleg PAN, sampai sampai korban banjir yang diselimuti lumpur sungguh sajian yang paling tak masuk akal.

Foto korban itupun menjadi viral, media sosial ramai-ramai menyoroti sandiwara handal, dimana Suneo dan Korban mulai mainkan peran yang bahkan tak masuk  akal. Yah bagaimana masuk akal. Suneo yang terlihat menyapa seorang korban. Anehnya korban tersebut dilumuri lumpur hanya bagian depan tubuhnya saja, sedang bagian punggung bersih tak seperti tampak depan yang lumpurpun berserakan.

Sejak kejadian itu, bermunculan pula tagar #KembaliSandiwaraUno. Ini bukan kali pertama Suneo bersandiwara, bahkan sandiwaranya sampai berepisode, karena memang  berkelanjutan. Masyarakat sudah cerdas bisa melihat mana yang lumpur beneran dan mana lumpur buatan, mana lumpur korban mana lumpur yang sedang berperan. Hingga pada akhirnya masyarakatpun tahu mana pemimpin yang  berkualitas dan mana sosok yang tak pantas.


#SandiwaraManjah



Aduh Mami, jangan ngembek gitu loh, nanti makin tua. Mami kan awet muda, jadi perlu dijaga agar tetap awet. Kalau marah-marah gitu, mudanya nanti ngak awet loh. Noh.. lihat sana, bagaimana Mami-mami lainnya begitu bersahaja menikmati hidupnya tanpa perlu ikut-ikutan nimbrung menanggapi politik.



Emang sih, mami pasti bangga kalau anak Mami bisa jadi pemimpin besar, tapi kan harus diraih dengan cara-cara yang fair dan gentle dong. Apakah mami ngak percaya bagaimana politik yang dimainkan itu penuh sandiwara?

Mami, mungkin prestasi anak mami di bidang lain begitu bagus, tapi untuk menjadi pemimpin besar kan ada tahapnya, masa sih belum cukup dua tahun menjabat wakil gubernur sudah buru-buru naik ke level nasional. Apakah Mami ngak bangga kalau anak Mami punya prestasi memperbaiki jakarta? Apakah Mami tidak bangga kalau kinerjanya lebih hebat dari mantan Gubernur sebelumnya? Sehingga banyak yang ngefans sama dia, bukan karena berdasarkan sandiwara?

Tapi mami kayaknya ngak peduli ya? Yang penting anak mami bisa dapat jabatan yang lebih besar, sehingga mami akan ikut dikenal juga?

Coba deh perhatikan Mama yang dari Solo itu, anaknya yang tak pernah sepi dengan fitnahan dan juga hoax tentang dirinya, mama yang mulia itu tetap tenang dan tegar makin bersahaja. Beliau tidak membuat pernyataan yang membuat netizen pada ngakak.

Semakin Mami berpendapat seperti itu, tidak akan mengurangi antusiasme warga untuk makin menertawakan. Sekarang muncul lagi tagar #SandiwaraManjah. Duh mami… gimana urusannya ini Mam…

Apakah mami mau meminta seluruh warga Indonesia (minus Zon, Daeng Ilyas, Fahri, Subhan, dll) minta maaf?, ngak mungkinlah mami. Mami kurang jeli sih melihat masyarakat, pasti Mami arisannya hanya di kalangan elit, mungkin hampir tidak pernah main ke lapisan masyarakat bawah. Iya kan Mam?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flames Of War, Film Dokumenter ISIS